Cerita tentang kesusahan mas Rusdi membuka barbershop
Mas Rusdi, dengan semangat membara, akhirnya mewujudkan mimpinya membuka barbershop. Ia menyisihkan tabungannya, meminjam uang dari saudara, dan menyewa ruko kecil di pinggir jalan. Ia menata kursi potong rambut, cermin, dan peralatan cukur dengan penuh harap. Plang bertuliskan “Barbershop Rusdi” terpasang gagah di depan ruko. Namun, kenyataan tak semanis mimpi. Hari pertama buka, hanya beberapa anak kecil yang datang, ingin potong rambut ala “Ronaldo” dengan model cepak dan garis di samping. Mas Rusdi, yang terbiasa memotong rambut orang dewasa, sedikit kesulitan. Hari demi hari, ruko Mas Rusdi sepi. Ia hanya mendapat beberapa pelanggan sesekali, kebanyakan tetangga yang kasihan melihat usahanya. Mas Rusdi mulai cemas. Uang tabungannya menipis, hutang ke saudara belum terbayar, dan biaya sewa ruko semakin mendekat. Ia mencoba berbagai cara untuk menarik pelanggan. Ia memasang spanduk besar di depan ruko, menawarkan potongan harga, bahkan sampai berjualan minuman dingin di depan ...